Perbedaan Revolusi Industri 4.0 Dengan Society 5.0

43 Likes Comment

Jakarta, linknews.co.id – Istilah revolusi industry 4.0 barang kali tidak asing lagi bagi sebagian dari kita, istilah ini secara sederhana merujuk pada konsep industri diera digital atau era teknologi informasi dan komunikasi yang di paparkan kepada publik diera Hannover JERMAN pada 2011.

Konsep ini memiliki 6 pilar utama yaitu masyarakat digital, energi berkelanjutan, mobilitas cerdas, hidup sehat, keamanan sipil dan teknologi di tempat kerja.

Indonesia termasuk salah satu Negara yang mulai menerapkan konsep ini. Pemerintah Indonesia telah melakukan program revolusi industri 4.0, hanya saja saat ini masih banyak yang belum mengerti maksud pengertian revolusi industri 4.0.

Tujuan dari program revolusi industri 4.0 sendiri untuk mendorong ekonomi Indonesia masuk dalam 10 besar dunia ditahun 2030. Sebab program ini bisa meningkatkan produksi hingga ekspor, namun saat ini Indonesia menjalankan revolusi industri 4.0 seperti, makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Sebagai contoh penerapan revolusi industri 4.0 adalah kebijakan e-smart IKM, dengan adanya sistem ini para pelaku usaha bisa mempromosikan produk lebih masif di platform digital.

Baca juga:  Pentingnya Pembentukan Konsep Diri Yang Positif Bagi Generasi Muda

Siapkah Indonesia menuju society 5.0, dengan seiring perkembangan big data yang semakin pesat ?

Society 5.0 bukan lagi modal, namun data yang menghubungkan dan menggerakan segalanya membantu mengisi kesenjangan, merupakan penerapan teknologi yang berfokus pada kehidupan manusia yang berlandasan pada kebiasaan industri 4.0.

Salah satu dampaknya dari revolusi industry 4.0 dan society 5.0 adalah dunia semakin terkoneksi, sehingga tidak ada batas antara sistem seperti smarphone, yang secara tidak sadar merekam segala aktifitas pengguna lalu di himpun di dalam big data.

Namum pemafaatan big data yang mengikuti perkembangan society 5.0 bisa diberbagai bidang, salah satu bidang teknologi wearable dapat membantu aktivitas sehari-hari seperti komunikasi dan navigasi.

Baca juga:  SUARA GEN Z : PERLUNYA MANAJEMEN KONFLIK DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Lalu apa perbedaan Revolusi industry 4.0 dengan society 5.0 ?

Society 5.0 merupakan konsep yang dirumuskan mantan perdana mentri jepang Shinzo Abe, dan dikemukakan diajang CeBIT Hannover di kota Hannover Jerman. Pada tahun 2017, abe menyebutkan bahwa konsep ini dapat membantu jepang menangani berbagai permasalahan, konsep ini diresmikan 2019. Saat itu jepang sedang mengalami tantangan dalam populasi, atau penduduk atau pekerja usia produktif berkurang. Oleh karena itu jepang berusaha melakukan perbaikan, dengan menerapkan society 5.0.

Sementara banyak masyarakat menganggap revolusi industrial 4.0, akan didominasi oleh mesin-mesin berteknologi canggih yang akan bersaing dengan tenaga kerja manusia. Society 5.0 justru diharapkan dapat menciptakan nilai baru, dan menyelesaikan permasalahan sosial lewat teknologi-teknologi canggih tersebut.

Baca juga:  Soft Power Indonesia Untuk Kekuatan Diplomasi

Penulis : Juslia Fransiska
(Mahasiswa Universitas Siber Asia)

You might like

About the Author: Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *