Lubuklinggau, linknews.co.id – Berita Duka, tepat dihari dan tanggal bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke 76 Tahun 2021, Dosen sekaligus Sejarahwan Bumi Silampari Drs H Suwandi Syam M Pd Bin Ilyas wafat di usia 77 tahun, di Rumah Sakit Sobirin Lubuklinggau sekitar pukul 19.25 WIB, Selasa (17/08).
Suwandi Syam yang lahir di Bengkulu, 21 September 1944, meninggal setelah seminggu menjalani perawatan atas penyakit yang dideritanya.
Yadri, yang merupakan salah satu dosen di STKIP – PGRI Kota Lubuklinggau, mengatakan sangat berduka atas kepergian sosok pak suwandi, yang ia kenal sebagai dosennya ketika ia menempuh pendidikan di STKIP – PGRI Kota Lubuklinggau.
“Kami sangat terkejut, ketika mendapat kabar beliau telah meninggal dunia. Tidak hanya keluarga, kepergian beliau tentuhnya sangat meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat bumi silampari,” ujar Yadri
Selain, sebagai dosen, Yadri mengenal beliau sebagai salah pejuang literasi dan penggiat sejarah daerah Bumi Silampari.
Yadri juga menceritakan, Suwandi Syam seorang Sejarahwan dan Budayawan Sumsel, beliau pernah mendapatkan penghargaan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009, sebagai pelaku dan pelestari budaya di Sumatera Selatan. Separuh hidupnya dihabiskan untuk mengabdi dan membangun dunia pendidikan, di bumi silampari (Musi Rawas, Lubuklinggau dan Musi Rawas Utara) terutama dibidang sejarah dan budaya.
Lebih lanjut, yadri yang saat ini sedang menjalani pendidikannya mengungkapkan, bahwa kiprah dan jasa beliau sangat besar, mulai dari membangun dan membesarkan PGRI hingga ikut mendirikan perguruan tinggi STKIP – PGRI Lubuklinggau. Dan setelah itu beliau juga aktif sebagai tenaga pengajar (dosen) disana. Serta berkontribusi besar bagi Lembaga Adat Kota Lubuklinggau.
“Saya rasa, sosok beliau cukup dikenal di bumi silampari, bagi kami sosok beliau yang hangat, terbuka dan bersahaja. Keteladanan dan konsistensi beliau harus kita contoh. Kita benar – benar kehilangan seorang guru dan maestro yang tak pernah lelah memberikan nasehat dan ilmunya kepada anak – anak muda,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, kehilangan sosok beliau sama artinya kita kehilangan aset informasi literasi sejarah dan budaya daerah. “Semoga akan lahir Suwandi – Suwandi baru, yang konsisten dibidang pendidikan, mencitai sejarah, sekaligus sebagai penjaga budaya,” harapnya.
Suwandi Syam juga merupakan penggiat huruf Aksara Ulu, yang ia kenal sebagai huruf Ka Ga Nga, selain itu beliau juga pengurus Museum Subkos Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan.
Banyak karya tulis yang berhasil ia tulis, salah satunya Buku Sejarah Subkos Garuda Sriwijaya di Lubuklinggau, Buku Riwayat Noerdin Padji, dan Buku Cerita Rakyat Bujang Kurang dan Putri Silampari serta masih banyak yang lainnya.
Wartawan : Novian