Ketua DPRD Kota Lubuklinggau Apresiasi Penelitian FKUB Sebagai Wilayah Zero Konflik

11 Likes Comment

Lubuklinggau, LINKNEWS – Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, H. Rodi Wijaya SE, hadiri kegiatan Deklarasi Pemilu Damai 2024, yang digelar oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Lubuklinggau, bertempat di Kampung Kerukunan, Jalan Riau Kelurahan Taba Koji Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau, Kamis (08/02/2024).

Rodi menjelaskan, terlaksananya kegiatan ini sangat pentingnya seluruh tokoh lintas sektor, guna menunjukkan komitmen kuat semua pihak dalam memastikan jalannya pemilu yang aman, damai, dan berintegritas. Sangat tepat bila tahun ini menggunakan tema “Membangun keakraban dalam keragaman untuk mewujudkan pesta Demokrasi Damai”.

Lebih lanjut, sama yang disampaikan pada sambutan PJ Walikota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, kita DPRD Kota Lubuklinggau juga mengapresiasi atas penelitian FKUB, bahwa nilai kerukunan umat beragama di Kota Lubuklinggau telah terbukti sebagai Kota Zero Konflik.

Baca juga:  Bupati Musi Rawas Dianugerahi Satyalancana Dharma Aditya Karya Mahatva Yodha

“Kedepan dan seterusnya, Kota Lubuklinggau dapat terus menjadi contoh toleransi yang tinggi dalam NKRI, khususnya di wilayah Sumatera Selatan, ” Harapnya.

Diwaktu yang sama, Pejabat (PJ) Walikota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa mengatakan, agar semua pihak baik penyelenggara, peserta pemilu dan masyarakat agar bisa mengaplikasikan himbauan Kapolres Lubuklinggau, untuk menjaga situasi kondusif dan memberikan suara mereka tanpa tekanan. Ia menekankan pentingnya netralitas TNI-Polri dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.

“Melalui kesatuan tekad dan semangat kebersamaan, Kota Lubuk Linggau bersatu dalam membangun pemilu yang damai, bersih, dan bermartabat. Ini adalah langkah nyata dalam menjaga harmoni dan keberagaman di tengah masyarakat yang majemuk.” Tutupnya.

Puncak acara adalah penandatanganan Deklarasi Pemilu Damai oleh perwakilan agama dan tokoh masyarakat. Deklarasi tersebut menguatkan komitmen untuk menjaga kebhinekaan, menghindari ujaran kebencian, dan tidak menggunakan rumah ibadat sebagai tempat politik praktis. (Tim)

You might like

About the Author: Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *