Lubuklinggau, linknews.co.id – Warga di Lubuklinggau siapa yang sudah perna mencoba Es Permen Karet, es yang satu ini belakangan lagi viral di Kota Lubuklinggau.
Warnanya merah muda, dengan rasa manis segar dan yang membedahkan dari es yang lain yakni rasa ciri khas
permen karet, itulah yang membuat es ini dibanjiri pembeli beberapa waktu terakhir.
Bagi anda yang ingin mencoba rasa Es Permen Karet ini dapat mendatangi lapaknya yang lokasinya berada di Jalan Garuda depan Gang Ketitiran RT07, Keluran Bandung Ujung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau.
Emier Faizal, Owner muda es Permen karet menceritakan awal mulainya berawal dari es permen karet yang lagi viral di tik tok dan lokasinya di Surabaya, karena viral lalu dia mencoba untuk menjalankan bisnis es permen karet.
“Ini yang saya jual sama dengan es yang dijual pak Achmad Hidayat, Es Permen Karet yang dijual oleh Warung Ampel Kemang ini berlokasi di Jalan Sidodadi Baru, Nomor 50A, Surabaya, Jawa Timur, yang viral itu, kita satu produk”jelas dia saat diwawancarai wartawan di lapaknya, Kamis (27/5/2021).
Lanjut Emier, dirinya mencoba menjual es permen karet empat hari sebelum lebaran Idul Fitri kemarin, alhamdulillah hasilnya es permen karet yang dia jual juga viral di Kota Lubuklinggau, dan kebanjiran pembeli.
Untuk bahan-bahan diterangkan dia, memang sudah ada yang mendistribusikannya, jadi bahannya seperti rasa permen iitu dari produksi pusat, diambil dari ownernya pak Rachmad Hidayat.
Sedangkan terang ia, untuk susu-susunya dibeli dari Palembang. Jadi dia ada biangnya yang rasanya sama seperti permen karet.
Untuk harga sendiri dijelaskan dia, harganya hanya Rp5 ribu, harganya cukup standar, sehingga terjangkau bagi semua kalangan yang ada di Kota Lubuklinggau.
“Mereka bisa nyicip dengan uang lima ribu rupiah dan bisa ngerasain es permen karet,”terangnya.
Menurut dia kenapa tertarik bisnis es permen karet, karen rasanya yang unik, orang kan biasanya permen karet itu dikunya-kunya (dimakan), nah ini rasa permen karetnya bisa diminum, dan yang pastinya bikin nagih.
“Kenapa ini viral, orang penasaran dengan rasa permen karet ujarnya,”ujar dia.
Emier menyebut, jika es yang dijualnya aman dari pemanis buatan, dan tidak menggunakan pewarna yang berbahaya, ini bahan-bahannya natural.
Kenapa cuma ada warna pink, karena pada waktu kecil dulukan rasa permen karet memang warna pink, dan kalau mengambil warna-warna yang lain takutnya orang pada rancuh (bingung), mana yang benar-benar rasa permen karet.
“Untuk racikan sendiri sesuai dengan petunjuk owner yang di pusat, jadi rasanya manisnya pas di lidah,”rerang dia.
Saat ini, es permen karet miliknya baru buka hanya satu lapak, itupun belum mempunyai lokasi yang netap, dirinya saat ini sedang berupaya mencari lokasi yang tetap. Sehingga tidak bepindah-pindah kesini-kesana.
“Saya punya rencana akan membuka lcabang yang tersebar di Kota Lubuklinggau bahkan sampai ke Musirawas,”terangnya.
Sementara sambung dia, omset yang diperoleh dari bisnis es permen karet cukup menjanjikan, dalam sehari kalau lagi membikin adonan menggunak ember yang besar, itu sekali adonan bisa menjual 200 cup.
“Sekali adon es permen karet menggunakan ember besar, dapatnya dua bok atau rice Bucket (wadah nasi)yang ukuran 15 kg,”terang dia.
Itu sekali ngadon, namun diterangkan dia, dalam sehari dia bisa tiga sampai empat kali ngadon (meracik).
“Ya dalam satu bok atau rice Bucket itu hasil kotornya Rp.600 ribu,”ujar dia.
Dan menurut Emier, rasa es permen karet yang dijualnya dia jamin rasanya sama seperti es permen karet yang viral di Surabaya, karena satu produk dan satu owner.
Sementara salah seorang yang menjadi pelanggan setianya Lisa dan merupakan istri seorang dewan di Kabupaten Musirawas ini, setia mampir di lapak es permen karetnya. Lisa ketagihan mampir karena penasaran dengan rasanya yang viral di media sosial (Medsos).
“Rasanya enak, manisnya pas banget dilidah,”kata Lisa saat dibincangi.
Jadi terang Lisa, waktu pertama kali mencoba dia ketagihan ingin mencoba lagi dan rasanya mantab. Dan bagi yang belum mencoba silakan mencoba dijamin ketagihan. (Novian/Yaser)