Kadistanak Musi Rawas, Siapkan Tanaman Alternatif Ketika Pengeringan Irigasi

11 Likes Comment

Musi Rawas, linknews.co.id – Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII telah menjadwalkan, Pelaksanaan pengeringan air irigasi Kelingi Tugumulyo dan daerah irigasi Lakitan. Dalam perencanaannya akan dilaksanakan pengeringan secara bertahap.

Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan Kabupaten Musi Rawas, Zuhri Syawal ketika diwawancarai linknews.co.id, pada Selasa (15/06) mengatakan, bahwa informasi terakhir jadwal dari BWWS Sumatera VIII, pengeringan akan dilakukan pada September sampai Desember. Kemudian irigasi dibuka kembali pada bulan Januari sampai April, dibulan Mei sampai Oktober kembali dilakukan pengeringan.

“Perlu diketahui bersama, bahwa pengeringan yang dilakukan guna merehab daerah irigasi kelingi Tugumulyo dan juga daerah irigasi Lakitan. Rehab tersebut merupakan program dari Kementerian PU PR melalui BBWS Sumatera VIII,” kata Zuhri

Baca juga:  Atelit Atletik Mura Tambah Perolehan Medali Perak

Zuhri mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah membuat program dan usulan-usulan alternatif. Untuk petani yang sawahnya terdampak akibat pengeringan. Seperti menggantikannya dengan menanam jagung, palawija, kacang hijau dan kedelai.

“Kami yakin alternatif ini, bisa direalisasikan terumata usulan alternatif yang sudah fix saat ini seperti jagung. Kemarin, data terakhir lahan petani yang disiapkan untuk penanaman jagung, seluas 4.500 hektar dan kemungkinan bisa bertambah lagi,” terang Zuhri

Lebih lanjut, Zuhri mengatakan terkait waktu pengeringan, pihaknya berharap dapat besinergi dan sampai saat ini terus berkoordinasi dengan Provinsi Sumatera – Selatan (Sumsel). Hal ini juga sudah dilakukan sosialisasi melalui penyuluh- penyuluh.

Selain itu, para petani yang sawahnya terdampak akibat pengeringan untuk saat ini sudah mulai mengatur langkah alternatif. “Lahan yang terdampak akibat pengeringan sekitar 13 ribu hektar. Waktu pengeringan itu dimusim hujan, masih memungkinkan petani untuk bisa nanam padi kalau memang tidak terjadi perubahan,” timpal Zuhri.

Baca juga:  Sumsel 'Raksasa Tidur' Bidang Pangan, Pemerintah Mau Impor Beras

Menurut Zuhri, pihaknya tidak menerka-nerka kondisi atau perubahan musim. “Kita tidak tahu bulan Juli ternyata masih hujan terus. Tidak tahu kita. Tahu-tahu nantinya, keringnya dibulan Oktober. Kita tidak tahu kan. Tapi kalau dia normal, Insya Allah petani sebagian masih nanam padi. Alternatif tetap kita siapkan,” pungkasnya. (Novian/Yaser Fahmi)

You might like

About the Author: Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *